tag:blogger.com,1999:blog-994592253091316252024-02-08T12:17:20.230+07:00Objek WisataSetetes karya seni Tuhan...R1http://www.blogger.com/profile/05724151092059643618noreply@blogger.comBlogger15125tag:blogger.com,1999:blog-99459225309131625.post-44137922683350019162009-01-08T12:36:00.004+07:002009-03-17T10:32:24.898+07:00CANDI PRAMBANANCandi Prambanan adalah mahakarya kebudayaan Hindu dari abad ke-10. Bangunannya yang langsing dan menjulang setinggi 47 meter membuat kecantikan arsitekturnya tak tertandingi.<br />Candi Prambanan terletak di Desa Prambanan, yang wilayahnya dibagi antara Kabupaten Sleman dan Klaten, kurang lebih 20 KM kearah timur dari kota Yogyakarta, 40 KM barat Surakarta, dan 120 KM selatan dari kota Semarang, persis diperbatasan antara propinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.<br />Prambanan, Candi Hindu Tercantik di Dunia<br />Kompleks bangunan Candi Prambanan terdiri dari 3 candi utama berketinggian 47 meter. Yaitu Candi Siwa, Candi Brahma, dan Candi Wisnu (lambang trimurti dalam kepercayaan Hindu). Tepatnya di sebelah utara jalan raya Jogja – Solo, sehingga transportasi disana sangat mudah untuk dijangkau. Dalam kompleks Candi Prambanan juga didukung fasilitas Museum Arkeologi, Audio Visual, Wartel, Warnet, Hotel, restoran, toko-toko cinderamata, Teman Bermain, dan sebagainya. Sehingga sangat wajar kalau kompleks Candi Prambanan ini merupakan kekayaan arkeologi dunia yang menjadi salah satu tujuan pariwisata.<br />Candi yang sejak tahun 1991 ditetapkan UNESCO sebagai cagar budaya dunia (World Wonder Heritage) ini menempati kompleks seluas 39,8 hektar, menjulang setinggi 5 meter, bahkan lebih tinggi dari candi Borobudur, dan kelihatan perkasa serta kokoh, sehingga sangat menunjukkan kejayaan peradaban Hindu di tanah Jawa.<br /><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;font-size:78%;" >CANDI PRAMBANAN</span><br /><span style="font-weight: bold;font-size:78%;" >(in d' nite)</span><br /></div><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjj30OntxM9EjY9co00_qY4B00eydpVPkaZLU3x2RHtI4H6BQ0Czn38BBWkAkKZkQVHzBeqAH1VjkIaLCoBXZCkZz0h9jacvHs90FVvJj9E3ox9L9GMBdwAn0Y3cYR2ibUC6qFthkXctXI/s1600-h/Prambanan-2.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 290px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjj30OntxM9EjY9co00_qY4B00eydpVPkaZLU3x2RHtI4H6BQ0Czn38BBWkAkKZkQVHzBeqAH1VjkIaLCoBXZCkZz0h9jacvHs90FVvJj9E3ox9L9GMBdwAn0Y3cYR2ibUC6qFthkXctXI/s400/Prambanan-2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5313984584102784306" border="0" /></a><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;font-size:78%;" >Makam dalam Kompleks Prambanan</span><br /></div><div style="text-align: center;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmjkWtizWl-MLUNt1rK0PykQJV_i6pybuYdZKIxKa86PfuuTum_QvY2793SSyDyalOp3H-aAicxY1Ajay1i4kYQ2RiiOoINhkKCcDQi7TYah_mbsbU5Uwb7IfgEt-C_1yTp0bBJYM6cpk/s1600-h/dscn1839.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 398px; height: 257px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmjkWtizWl-MLUNt1rK0PykQJV_i6pybuYdZKIxKa86PfuuTum_QvY2793SSyDyalOp3H-aAicxY1Ajay1i4kYQ2RiiOoINhkKCcDQi7TYah_mbsbU5Uwb7IfgEt-C_1yTp0bBJYM6cpk/s320/dscn1839.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5313986634505425314" border="0" /></a></div>Candi Prambanan adalah bangunan luar biasa cantik yang dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung. Menjulang setinggi 47 meter (5 meter lebih tinggi dari Candi Borobudur), berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan pembuatnya, menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa. Candi ini terletak 17 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, di tengah area yang kini dibangun taman indah.<br />Ada sebuah legenda yang selalu diceritakan masyarakat Jawa tentang candi ini. Alkisah, lelaki bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Karena tak mencintai, Jonggrang meminta Bondowoso membuat candi dengan 1000 arca dalam semalam. Permintaan itu hampir terpenuhi sebelum Jonggrang meminta warga desa menumbuk padi dan membuat api besar agar terbentuk suasana seperti pagi hari. Bondowoso yang baru dapat membuat 999 arca kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1000 karena merasa dicurangi.<br />Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.<br />Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, anda akan menemui 4 buah ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara 3 ruangan yang lain masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa). Arca Durga itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang dalam legenda yang diceritakan di atas.<br />Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, anda hanya akan menjumpai satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga Candi Brahma yang terletak di sebelah selatan Candi Siwa, anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma.<br />Candi pendamping yang cukup memikat adalah Candi Garuda yang terletak di dekat Candi Wisnu. Candi ini menyimpan kisah tentang sosok manusia setengah burung yang bernama Garuda. Garuda merupakan burung mistik dalam mitologi Hindu yang bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah, berparuh dan bersayap mirip elang. Diperkirakan, sosok itu adalah adaptasi Hindu atas sosok Bennu (berarti 'terbit' atau 'bersinar', biasa diasosiasikan dengan Dewa Re) dalam mitologi Mesir Kuno atau Phoenix dalam mitologi Yunani Kuno. Garuda bisa menyelamatkan ibunya dari kutukan Aruna (kakak Garuda yang terlahir cacat) dengan mencuri Tirta Amerta (air suci para dewa).<br />Kemampuan menyelamatkan itu yang dikagumi oleh banyak orang sampai sekarang dan digunakan untuk berbagai kepentingan. Indonesia menggunakannya untuk lambang negara. Konon, pencipta lambang Garuda Pancasila mencari inspirasi di candi ini. Negara lain yang juga menggunakannya untuk lambang negara adalah Thailand, dengan alasan sama tapi adaptasi bentuk dan kenampakan yang berbeda. Di Thailand, Garuda dikenal dengan istilah Krut atau Pha Krut.<br />Prambanan juga memiliki relief candi yang memuat kisah Ramayana. Menurut para ahli, relief itu mirip dengan cerita Ramayana yang diturunkan lewat tradisi lisan. Relief lain yang menarik adalah pohon Kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian dan keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief pohon Kalpataru digambarkan tengah mengapit singa. Keberadaan pohon ini membuat para ahli menganggap bahwa masyarakat abad ke-9 memiliki kearifan dalam mengelola lingkungannya.<br />Sama seperti sosok Garuda, Kalpataru kini juga digunakan untuk berbagai kepentingan. Di Indonesia, Kalpataru menjadi lambang Wahana Lingkungan Hidup (Walhi). Bahkan, beberapa ilmuwan di Bali mengembangkan konsep Tri Hita Karana untuk pelestarian lingkungan dengan melihat relief Kalpataru di candi ini. Pohon kehidupan itu juga dapat ditemukan pada gunungan yang digunakan untuk membuka kesenian wayang. Sebuah bukti bahwa relief yang ada di Prambanan telah mendunia.<br /><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;font-size:78%;" >CANDI PRAMBANAN</span><br /><span style="font-weight: bold;font-size:78%;" >(in d' morning)</span><br /></div><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7pVZlT_AjHJjTEDXVH51-Au-7FH_6poPsGbW32QUILRMcgRfg_a_9T-1J2_QfSVGQK24rXuf_O6Cd4cGwhkRxKh8TGahc-_AWJ43ZVLnGZA3HAeb0qMVCWuuMA9R2CSNHJd4di5fkvPM/s1600-h/395914686l.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 266px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7pVZlT_AjHJjTEDXVH51-Au-7FH_6poPsGbW32QUILRMcgRfg_a_9T-1J2_QfSVGQK24rXuf_O6Cd4cGwhkRxKh8TGahc-_AWJ43ZVLnGZA3HAeb0qMVCWuuMA9R2CSNHJd4di5fkvPM/s400/395914686l.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5313985753313005346" border="0" /></a>Kalau cermat, anda juga bisa melihat berbagai relief burung, kali ini burung yang nyata. Relief-relief burung di Candi Prambanan begitu natural sehingga para biolog bahkan dapat mengidentifikasinya sampai tingkat genus. Salah satunya relief Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) yang mengundang pertanyaan. Sebabnya, burung itu sebenarnya hanya terdapat di Pulau Masakambing, sebuah pulau di tengah Laut Jawa. Lalu, apakah jenis itu dulu pernah banyak terdapat di Yogyakarta? Jawabannya silakan cari tahu sendiri. Sebab, hingga kini belum ada satu orang pun yang bisa memecahkan misteri itu.<br />Nah, masih banyak lagi yang bisa digali di Prambanan. Anda tak boleh jemu tentunya. Kalau pun akhirnya lelah, anda bisa beristirahat di taman sekitar candi. Tertarik? Datanglah segera. Sejak tanggal 18 September 2006, anda sudah bisa memasuki zona 1 Candi Prambanan meski belum bisa masuk ke dalam candi. Beberapa kerusakan akibat gempa 27 Mei 2006 lalu kini sedang diperbaiki.R1http://www.blogger.com/profile/05724151092059643618noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-99459225309131625.post-45692338522758537042009-01-08T12:33:00.001+07:002009-01-08T12:35:37.261+07:00CANDI PLAOSANCandi Kembar, begitu saya dan kebanyakan orang menyebutnya. Karena dalam kompleks Plaosan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul. Saya lebih memahami bahwa Candi Plaosan adalah bentuk tanda Cinta, yaitu dari Rakai Pikatan kepada pujaan hatinya Pramudhawardhani. Sehingga sampai sekarang banyak yang meyakini bahwa Candi Plaosan mengandung berkah Perjodohan.<br />Candi Plaosan terletak di Dukuh Plaosan, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kompleks Candi Plaosan ini dapat dicapai melalui jalan raya Jogja – Solo, disekitar Prambanan, menuju ke jalan jurusan Prambanan – Manisrenggo dengan jarak sekitar 2 KM. sehingga secara non-administratif orang biasanya menyebut Candi Plaosan masih dalam wilayah Yogyakarta.<br />Adanya kemuncak stupa, arca Budha serta candi-candi perwara (pendamping / kecil) yang berbentuk stupa menandakan bahwa candi-candi tersebut adalah Candi Budha, tetapi menurut seni arsitektur didalamnya terlihat kental bangunan Hindu, sehingga nampak gabungan antara seni arsitektur Hindu dan Budha yang memang dari dulu menggambarkan perdamaian dan toleransi antar umat beragama. Berdasarkan prasasti pendek yang dipahatkan pada perwara di candi ini, kemungkinan Candi Plaosan dibangun atas kerjasama antara Raja Rakai Pikatan dan Sri Kahulunan pada zaman kerajaan Mataram Kuno sekitar abad ke-9.<br />Prasasti-prasasti tersebut menggunakan huruf siddham dan berbahasa sansekerta, berdasarkan data prasasti diceritakan pada masa itu raja yang berkuasa adalah Sri Maharaja Rakai Pikatan yang beragama Hindu dan menikah dengan Pramudhawardhani putri dari Raja Samaratungga yang beragama Budha. Pada masa pemerintahannya Rakai Pikatan memerintahkan pendirian bangunan sud bagi Dewa Syiwa (Sivagrha) dan setelah menikah ia juga memberi dharma dengan ikut membangun Candi Plaosan yang berlatar belakang agama Budha untuk istrinya (Pramudhawardhani) dan mertuanya (Samaratungga). Adapun nama Sri Kahulunan yang juga disebut pada prasasti pendek Candi Plaosan Lor adalah Ibu Sari yang juga berperan dalam pembangunan candi itu secara bersama-sama. <br />Kawasan Candi Plaosan mempunyai Unique Selling Point (USP) atau dalam bahasa “Jerman” (Jejer Kauman) disebut “Keunikan yang menjadi daya jual”, karena sebagai kompleks candi Budha yang bernilai tinggi yang berada di tengah areal persawahan dan pemukiman masyarakat, aksebilitas yang mudah serta sarana dan prasarana yang mendukung. Candi Plaosan yang dibangun Rakai Pikatan juga masih memiliki beberapa keunikan dibanding candi lain, yaitu dua candi utamanya yang "kembar" serta teras yang permukaannya halus. Di candi ini juga terdapat figur Vajrapani, Amitbha, dan Prajnaparamitha.<br />Napak Tilas di Candi Plaosan<br />Jika anda kebetulan berlibur dan mengunjungi Candi Prambanan, tak ada salahnya jika menyempatkan waktu sejenak pula ke Candi Plaosan, bahkan kemegahan Candi Budha ini tak kalah dengan Candi Prambanan yang merupakan Candi Hindu tercantik di dunia. Candi Plaosan Kidul tak semegah Candi Plaosan Lor. Tinggi candi-candi di kompleks sekitar 5 meter. Mengunjungi Candi Plaosan, seakan anda dibawa ke masa lebih dari seribu tahun silam. Masa dimana pada waktu itu, kerajaan Mataram Kuno berkuasa di Jawa.<br />Kompleks Candi Plaosan ditemukan pagar keliling berukuran 290m x 460m. di dalam pagar keliling terdapat parit keliling berukuran 270m x 440m. pagar keliling tersebut dapat menunjukkan bahwa Candi Plaosan merupakan kompleks candi yang luas, yang mencapai 5 hektare dan sebagian kompleks itu kini masih merupakan persawahan milik warga.<br />Pada beberapa candi dan stupa perwara ditemukan prasasti singkat yang memuat gelar dan nama tokoh-tokoh. Ditemukan pula prasasti dari emas dan perak berisi mantra untuk memuja Dewa.<br />Candi Plaosan Lor terdiri dari dua candi induk yang memiliki tinggi sekitar 21 meter, masing-masing berdiri di sebelah selatan dan utara yang keduanya berdiri berdampingan dan dipisahkan pagar. Pagar tersebut dari batu sepanjang 50 meter dan lebar 14 meter yang di tembok ini pula terdapat gambar bodhisattva, kinnara dan beberapa Dewa perempuan, jarak kedua candi induk sekitar 30 meter. Secara umum relief ukiran yang terletak dibagian selatan candi menggambarkan tentang laki-laki dan dibagian utara menggambarkan wanita. Di luar pagar candi induk terdapat ratusan candi yang terdiri dari candi perwara dan stupa perwara, sebelah barat deretan perwara ini terdapat dua pasang arca dwarapala dengan posisi duduk diatas batu, saling berhadap-hadapan, tangannya memegang ular, dibelakang terselip belati dipinggang, dan wajahnya menyeramkan jauh melebihi guru BK disekolah anda. Keberadaan dua arca ini seperti penjaga candi.<br />Candi Plaosan Kidul hanya berjarak sekitar 30 meter dari Candi Plaosan Lor yang dapat dijumpai dengan berjalan kaki. Candi Plaosan Kidul terdiri dari beberapa candi yang mempunyai tinggi sekitar 5 meter. Sama seperti Candi Plaosan Lor, Candi Plaosan Kidul juga memiliki pendopo di bagian tengah yang dikelilingi 8 candi kecil yang terbagi menjadi 2 tingkat dan tiap-tiap tingkat terdiri dari 4 candi. Ada pula gambaran Tathagata Amitbha, Vajrapani dengan atribut vajra pada utpala serta Prajnaparamita yang dianggap sebagai "mother of all budha” atau dalam bahasa Jerman tadi berarti: Ibu dari semua Budha.<br />Kompleks Candi Plaosan yang megah ini banyak dikunjungi orang, selain wisatawan domestik dan mancanegara tidak sedikit pula yang datang dari jauh untuk mendapatkan berkah, ada yang agar diberkahi keselamatan, naik derajad, minta nomor togel, dan yang paling dianggap utama adalah berkah tentang perjodohan.R1http://www.blogger.com/profile/05724151092059643618noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-99459225309131625.post-25222845298575934292009-01-08T12:32:00.001+07:002009-01-08T12:33:38.456+07:00CANDI PAWONCandi Pawon merupakan tempat untuk menyimpan Vajranala, yaitu senjata Raja Indera dalam mitologi India. Letak Candi Pawon ini berada 1150 meter ke arah barat dari Candi Mendut dan berada 1750 meter ke arah timur dari Candi Borobudur, juga merupakan sebuah candi Budha. Saat diteliti secara lengkap pada reliefnya, ternyata merupakan permulaan relief Candi Borobudur.<br />Nama Candi Pawon tidak dapat diketahui secara pasti asal-usulnya, tetapi menurut J.G. Casparis menafsirkan bahwa Pawon berasal dari bahasa Jawa “Awu” (=abu), mendapat awalan “pa” dan akhiran “an” yang menunjukkan suatu tempat. Dalam bahasa sehari-hari “pawon” berarti “dapur”, akan tetapi Casparis mengartikan “perabuan”. Penduduk setempat juga menyebutkan Candi Pawon dengan nama “Bajranalan”. Kata ini mungkin berasal dari bahasa sangsekerta “Vajra” (=halilintar) dan “anala” (=api). Dengan mitologi India, Dewa Indera digambarkan bersenjatakan Vajranala. Sehingga menurut penelitian candi ini dahulu adalah tempat untuk menyimpan senjata Dewa indra yaitu Vajranala.<br />Napak Tilas di Candi Pawon<br />Dari bentuk batuannya, kemungkinan Candi Pawon ini terbuat dari batu gunung berapi. Candi Pawon ini berada di atas teras dan tangga yang agak lebar. Semua bagian-bagiannya dihiasi dengan stupa dan dinding-dinding luar candi dihias dengan relief pohon hayati (=kalpataru) yang diapit pundi-pundi dan kinara-kinari (makhluk setengah manusia setengah burung / berkepala manusia berbadan burung).<br />Setelah berkeliling dan melihat secara lengkap pada reliefnya, ternyata memang sangat di mungkinkan merupakan permulaan relief Candi Borobudur. Sehingga sangat jelas bahwa Candi Pawon ini adalah juga merupakan Candi Budha.<br />Keindahan seni bangunan Candi Pawon membuat saya semakin yakin tentang kehebatan arsitektur nenek moyang kita, dan sangat disayangkan bagi setiap orang yang belum kesana.R1http://www.blogger.com/profile/05724151092059643618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-99459225309131625.post-48738060772381484322009-01-08T12:28:00.001+07:002009-01-08T12:32:28.211+07:00CANDI MENDUTCandi Mendut disebut juga candi bertuah, karena banyak pasutri yang belum dikaruniai anak memohon ke Dewi Kesuburan. Candi Mendut ini terletak di desa Mendut, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah. Yaitu terletak 2 KM tenggara ibu kota kabupaten Magelang, dan 3 KM ke arah timur dari Candi Borobudur, serta 1,5 KM ke arah utara dari Candi Pawon. Sehingga Candi Mendut berdekatan dengan Candi Pawon serta Candi Borobudur.<br />Menurut Maryono (50), salah satu karyawan Dinas Purbakala menceritakan bahwa bangunan Candi Mendut ditemukan pada tahun 1836 dalam keadaan tertimbun semak belukar. Yang dibangun pada abad ke-9 masehi oleh dinasti Syailendra. Pada umumnya candi-candi di Jawa bahkan di Indonesia pintu masuknya menghadap ke timur, tetapi uniknya pintu masuk pada Candi Mendut menghadap ke barat laut. Selain itu dibilik candi terdapat 3 arca dengan ukuran cukup besar, yang masing-masing terbuat dari bongkahan batu utuh, diantaranya yaitu :<br />1.CAKYAMUNI, yang menghadap ke barat dalam posisi duduk. <br />2.AWALOKITESWARA, yang menghadap ke selatan dan juga dalam posisi duduk. <br />Awalokiteswara merupakan Bodhi Satwa membantu umat manusia. <br />3.MAITREYA, yang menghadap ke utara dengan posisi duduk pula. Maitreya yaitu sebagai penyelamat manusia di masa depan. <br />Napak Tilas di Candi Mendut<br />Relief-relief yang terukir indah juga dapat ditemukan dibeberapa dinding Candi Mendut. Misal di sebelah kiri pintu masuk ke bilik candi terlihat relief Hariti. Tergambarkan Hariti sedang duduk sambil memangku anak, di sekelilingnya terdapat beberapa anak yang sedang bermain. Menurut cerita, HARITI awalnya adalah raksasa yang gemar makan manusia. Namun setelah bertemu Sang Budha ia bertobat dan berubah manjadi pelindung anak-anak. Bahkan dikenal dengan Dewi Kesuburan (Fertility Goddes). Karena Dewi Kesuburan itulah barangkali yang mendorong beberapa pasangan yang belum diberi momongan sering ziarah ke Candi Mendut.<br />Pak Maryono bercerita pernah menemui sepasang pasutri yang berasal dari Jakarta datang dan berdo’a di Candi Mendut, mereka sudah 5 tahun belum juga dikaruniai anak. Tidak berapa lama setelah berdo’a dibilik Candi Mendut tersebut mereka pun mengabarkan telah mendapatkan keturunan.<br /><br />Ditambahkannya, orang Jepang pernah ada yang berdo’a mohon kesembuhan dari sakit lumpuhnya. Ketika benar-benar sembuh, pada tahun 1985 balik lagi ke Candi Mendut dan membangun prasasti berbahasa Jepang, diletakkan di luar pagar barat Candi Mendut.<br />Sumber : pos metro balikpapan.R1http://www.blogger.com/profile/05724151092059643618noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-99459225309131625.post-36284201469261340682009-01-08T12:24:00.001+07:002009-01-08T12:27:44.668+07:00CANDI KEDULANCandi Kedulan ditemukan pada tahun 1993. Penemuan candi ini beserta dua buah prasasti di lokasi penggaliannya mengundang pertanyaan tentang keberadaan desa kuno bernama Pananggaran dan sebuah bendungan di dekatnya.<br />Candi Kedulan terletak di Bulak perung, Dusun Kedulan, Kelurahan Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Yaitu sekitar 4 kilometer ke arah barat laut Candi Kalasan. Candi ini terdapat pada 3 sampai 7 meter dibawah tanah, kemungkinan besar karena tertimbun lahar dari gunung Merapi yang meletus secara besar-besaran pada awal abad ke-11 (kira-kira tahun 1006).<br />Jenis arsitektur pada Candi Kedulan terlihat mirip seperti gaya Candi Sambi Sari dan Candi Ijo, yang mempunyai hiasan berupa relief mulut kala (raksasa) dengan taring bawah. Disinilah letak keistimewaan Candi Kedulan, yaitu pada relief “kala” tersebut. Di Jawa Tengah relief kala tidak mempunyai rahang bawah seperti di Jawa Timur, namun Candi Kedulan meski terletak di Jawa Tengah ternyata relief Kala-nya mempunyai rahang bawah. Karena itu diperkirakan Candi Kedulan dibangun pada periode Kerajaan Hindu Jawa Tengah yang bergeser ke Jawa Timur yaitu sekitar abad ke-9. <br />Napak Tilas di Candi Kedulan<br />Jenis tanah yang berada disekitar candi terdiri dari 13 lapisan yang berbeda, sehingga kemungkinan besar dahulu Candi Kedulan ini tertimbun lahar dalam beberapa kali letusan (13 kali). Candi Kedulan memiliki berbagai corak candi dengan candi induk yang berada di tengah berukuran 13,7 x 13,70 x 8,009 meter. Candi Kedulan ini juga dilengkapi dengan pagar halaman, seperti juga Candi Sambisari yang terletak sekitar 1 kilometer dari Candi Kedulan.<br />Lokasi penggalian sedalam 7 meter akan langsung ditemui begitu tiba di kompleks candi ini. Lokasi penggalian itu berisi batu-batu candi yang tersebar ke segala penjuru dan bagian kaki candi induk yang tampak masih menyatu. Di lokasi penggalian inilah kompleks Candi Kedulan yang terdiri dari 1 candi induk dan 3 candi perwara (pendamping) semula berdiri. Kini, bagian kaki candi induk tengah diuji kekokohannya agar dapat ditumpangi batu-batu lain pada tahap selanjutnya.<br />Mengelilingi daerah sekitar lokasi penggalian, akan dijumpai batu-batu candi yang tengah direkonstruksi dengan cara mencocokkan batu satu dengan batu lainnya. Batu yang telah berhasil dicocokkan diberi simbol-simbol tertentu yang ditulis menggunakan kapur. Tampak konstruksi sementara bangunan pagar pembatas selasar candi, atap, bilik candi dan beberapa bagian tubuh candi lainnya. Terlihat pula lingga dan yoni yang diduga merupakan komponen yang mengisi bilik candi.<br />Beberapa ornamen yang menghias candi sudah bisa dinikmati keindahannya walau candinya sendiri masih dalam tahap rekonstruksi. Misalnya, relief naga di bawah yoni yang diperkirakan mengisi bilik utama candi induk, figurnya berbeda dengan naga penghias yoni candi di Jawa Tengah lainnya sebab terlihat memiliki rahang. Terdapat pula relief dewa di beberapa bagian dinding candi, hiasan sulur-suluran, roset, serta relief motif batik.<br />Selesai berkeliling, YogYES sempat berbincang dengan salah seorang staf bernama Haryono. Ia bercerita betapa sulitnya menyusun kembali bangunan yang telah runtuh itu. Ada ratusan batu yang harus dicocokkan agar candi bisa berdiri lagi, padahal untuk mencocokkannya tak ada petunjuk sama sekali. Saking sulitnya, seorang pekerja kadang hanya mampu mencocokkan satu batu dengan satu batu lainnya dalam kurun waktu seminggu. Betul, bagaikan menyusun sebuah puzzle raksasa.<br />Kalau memasuki ruang informasi di sebelah lokasi penggalian, anda bisa mengetahui perkiraan rancangan Candi Kedulan. Dari hasil diperkirakan, candi induk memiliki tinggi 8 meter, terbagi menjadi bagian kaki, tubuh dan atap. Tubuh candi terdiri dari 10 lapis batu dengan tinggi 2,4 meter, memiliki beberapa relung yang berisi arca Ganesha (anak Dewa Siwa), Agastya, Durga (isteri Dewa Siwa), Nandaka dan Nandiswara (kendaraan Dewi Durga), serta mempunyai selasar sempit yang diduga hanya bisa dimasuki orang-orang tertentu. Atap candi terdiri atas 13 lapis batu andesit. Dari keterangan diatas bisa diperkirakan bahwa arsitekturnya secara keseluruhan mirip dengan Candi Sambisari.<br />Di ruang informasi itu pula, anda bisa melihat puing-puing puing-puing mangkuk berhias dan barang gerabah yang diduga digunakan dalam ritual peribadatan di candi ini. Selain itu, ada juga kayu-kayu yang berasal dari pepohonan yang tumbuh semasa candi ini berdiri. Haryono bercerita pada YogYES bahwa salah satu serpihan kayu pohon itu pernah dibawa seseorang untuk diukir, namun dikembalikan lagi sebab orang yang membawanya justru mengalami petaka.<br />Beberapa foto benda-benda lain yang ditemukan selama penggalian juga bisa dilihat di ruang informasi. Ada foto arca dewa berbahan perunggu dan foto prasasti Pananggaran dan Sumudul yang ditemukan pada tahun 2003. Pada dinding ruangan, terdapat gambaran lapisan tanah tempat batu-batu candi ditemukan, serta foto-foto yang menggambarkan proses penggalian yang berlangsung selama bertahun-tahun.<br />Pada 12 Juni 2003, ditemukan 2 buah prasasti di lokasi penggalian. Prasasti yang ditulis dalam huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta tersebut sudah berhasil dibaca oleh dua epigraf dari Jurusan Arkeologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, yaitu Dr Riboet Darmoseotopo dan Tjahjono Prasodjo MA. Berangka tahun 791 Saka (869 Masehi, atau sekitar 10 tahun setelah candi Prambanan berdiri), isinya tentang pembebasan pajak tanah di Desa Pananggaran dan Parhyangan, pembuatan bendungan untuk irigasi, pendirian bangunan suci bernama Tiwaharyyan serta ancaman kutukan bagi siapapun yang tidak mematuhi aturan.<br />Beberapa arkeolog menduga bahwa prasasti tersebut berkaitan dengan pendirian Candi Kedulan. Bangunan suci Tiwaharyyan diduga merupakan Candi Kedulan itu sendiri. Desa Pananggaran yang diceritakan pada prasasti diduga berada di wilayah sekitar candi, begitu pula bendungan yang dimaksud. Namun sampai kini belum ditemukan jejak bendungan kuno yang dimaksud. Mungkin bendungan itu dibangun di Sungai Opak yang berjarak ±4 km dari lokasi candi, atau mungkin juga di sungai yang kini sudah tidak ada lagi karena tertutup lahar letusan Gunung Merapi seribu tahun silam.<br />Banyaknya teka-teki yang menunggu untuk dipecahkan beserta pesona komponen candi menjadikan berwisata ke Candi Kedulan menarik untuk dilakukan. Kondisi candi yang masih dalam tahap rekonstruksi justru menambah kesenangan ketika mengunjunginya.R1http://www.blogger.com/profile/05724151092059643618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-99459225309131625.post-86959080852776521682009-01-06T13:14:00.002+07:002009-01-06T13:37:53.055+07:00CANDI KALASANCandi Kalasan atau biasa disebut juga Candi Tara merupakan bangunan suci yang dipersembahkan bagi Dewi Tara dan biara bagi para pendeta. Candi Kalasan juga di bangun sebagai penghargaan atas perkawinan Pancapana dari dinasti Sanjaya dengan Dyah Pramudya Wardhani dari dinasti Syailendra. Candi Kalasan ini selesai di bangun pada tahun 778M, sehingga merupakan Candi Budha tertua di Yogyakarta.<br />Candi Kalasan atau Candi Tara terletak di Kalibening, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman. yaitu berada kira-kira 2KM di sebelah barat dari Candi Prambanan tepatnya 10 meter disebelah selatan jalan raya yang menghubungkan Jogja – Solo, dari Jogja sekitar 15 kilometer disebelah timur, sehingga Candi Kalasan ini mempunyai akses, sarana dan prasarana yang sangat memadai.<br />Candi Kalasan atau Candi Tara di bangun atas perintah Rakai Panangkaran, sebagaimana dalam prasasti kuno yang ditemukan tidak jauh dari candi. Prasasti tersebut dibuat pada tahun 700 saka atau 778 Masehi dengan huruf Pranagari dan sansekerta yang memberikan penjelasan bahwa pendirian candi bermula dari usulan para Guru Sang Raja yang kemudian berhasil membujuk Raja Tejahpurna Parapkarana (Kariyana Panangkara), mustika Keluarga Syailendra (Syailendra Wangsatikala), yang juga bisa ditafsirkan bahwa telah dibangun oleh dua raja secara bersama-sama yaitu raja dari wangsa Syailendra dan raja dari Mataram Hindu yang tidak diketahui namanya di zaman wangsa Syailendra, untuk membangun sebuah bangunan suci bagi Dewa Tara yaitu penghormatan “Bodhisattva” yaitu Wanita Tara dan sebuah biara bagi para pendeta. Kemudian raja menghadiahkan Desa Kalasan kepada para biara dan tahun 778 masehi dianggap sebagai tahun pembuatan Candi Klasan. Biara yang disebut dalam prasasti ini diperkirakan adalah Candi Sari yang berlokasi sekitar 300 meter sebelah utara Candi Kalasan.<br />Candi Kalasan dan Candi Sari terkenal sebagai candi yang indah hiasannya dan sangat halus pahatan batunya. Ada keistimewaan dari Candi Kalasan dan Candi Sari yang tidak terdapat pada candi lainnya, yaitu pada pelapis ornamen-ornamen dan relief pada dinding luarnya yang dikenal sebagai “Vajralepa” suatu bahan berwarna kuning yang terbuat dari getah beberapa tanaman dengan fungsi sebagai perekat dan pelindung terhadap kerusakan dan menjaga ukiran serta memperindah relief dindingnya. Dari kata Vajralepa, hingga kini orang Jawa ketika membangun dan melapisi tembok rumahnya biasa disebut dengan istilah “Ng-Lepa” atau “Nglepo”.<br />Napak Tilas di Candi Kalasan / Candi Tara<br />Bangunan Candi Kalasan atau Candi Tara mempunyai tinggi 34 meter, panjang dan lebar 45 meter. Terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian bawah atau kaki candi, tubuh candi dan atap candi. Bagian terbawah candi merupakan kaki candi yang berdiri di sebuah alas batu yang berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 45 meter dan sebuah batu lebar. Candi Kalasan ini memiliki stupa-stupa dengan tinggi sekitar 4,6 meter, berjumlah 52 buah disekelilingnya.<br />Tubuh candi berbentuk bujur sangkar dengan beberapa penampilan yang menjorok keluar ditengah sisinya. Pada bagian tenggara terdapat bilik yang dapat dimasuki melalui bilik penampil sisi timur. Didalam bilik tersebut terdapat sebuah singgasana bersandaran yang dihiasi pola singa berdiri diatas punggung seekor gajah. Pada bagian luar tubuh candi terdapat relung yang dihiasi figur tokoh dewa dalam posisi berdiri dengan memegang bunga teratai.<br />Rakai Panangkaran yang juga konseptor Candi Borobudur menjadikan Candi Kalasan atau Candi Tara ini begitu indah. Pada setiap pintu masuk dari sisi utara dan selatan terdapat hiasan “kala”, mungkin ini juga menjadi asal mula nama “Kalasan”. Dibagian jengger terdapat hiasan kuncup-kuncup bunga, daun-daunan, dan sulur-suluran. Bagian atas dihiasi pohon dewata dan lukisan awan beserta penghuni khayangan yang sedang memainkan bunyi-bunyian diantaranya pembawa gendang, rebab, kerang, dan camara.<br />Bagian atap candi terdapat kubus yang dianggap sebagai puncak gunung semeru, disekitar kubus terdapat beberapa stupa. Batas antara atap dan tubuh candi terdapat hiasan bunga makhluk kayangan yang berbadan kerdil disebut “Gana”. Bagian atap Candi Kalasan ini berbentuk segi delapan dan terdiri dari dua tingkat. Pada masing-masing sisi ditingkat pertama terdapat arca Budha yang melukiskan manusia Budha dan di tingkat dua melukiskan Yani Budha. Candi Kalasan ini pulalah yang menjadi salah satu bangunan suci yang menginspirasi Atisha, yaitu seorang Budhis asal India yang pernah mengunjungi Kalasan dan Borobudur dan menyebarkan Budha ke Tibet.R1http://www.blogger.com/profile/05724151092059643618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-99459225309131625.post-3047293650599076652009-01-06T13:11:00.012+07:002009-01-08T12:42:52.400+07:00CANDI IJO<meta equiv="CONTENT-TYPE" content="text/html; charset=utf-8"><title>Candi Ijo, Candi yang Letaknya Tertinggi di Yogyakarta</title><meta name="GENERATOR" content="OpenOffice.org 2.2 (Win32)"><meta name="AUTHOR" content="Erwan"><meta name="CREATED" content="20081114;15590000"><meta name="CHANGEDBY" content="Erwan"><meta name="CHANGED" content="20081117;7060000"><style type="text/css"> <!-- @page { size: 8.5in 11in; margin: 0.79in } P { margin-bottom: 0.08in } --> </style> <p style="margin-top: 0.19in; margin-bottom: 0.19in;">The Highest Temple. Yah, candi ini adalah yang tertinggi di daerah Istimewa Yogyakarta. Candi Ijo juga menyuguhkan pesona alam dan budaya yg luar biasa.. tak jauh dari sana juga terlihat pesona pesawat yang tengah landing. Karena Candi ini tak jauh dari landasan Bandara Adisutjipto, yang karenanya Bandara tersebut tak bisa diperpanjang ke arah timur.</p> <p style="margin-top: 0.19in; margin-bottom: 0.19in;">Candi Ijo, dinamakan demikian karena candi ini terletak di Gumuk Ijo atau bukit hijau yang memang sangat menawan pemandangannya. Yaitu tepatnya didesa Gumuk Ijo, kecamatan Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Dengan ketinggian sekitar 357,402 – 395,481 meter diatas permukaan laut, sehingga menjadikannya candi paling tinggi diwilayah Ngayogyakarta Hadiningrat.</p> <p style="margin-top: 0.19in; margin-bottom: 0.19in;">Setelah keseharian melihat penatnya kota jogja dengan berpuluh ribu motor, kegiatan sehari-hari, ataupun berbagai masalah dan urusan yang menghinggapiku sepanjang hari (belalaang kalii hinggaap..).. aku menemukan hamparan alam menawan disini, secara tempatnya juga tidak begitu jauh dengan kota jogja. Pesawat yang hendak landing maupun take off pun dapat terlihat dari Gumuk Ijo ini, karena Bandara International Adisucipto Yogyakarta terletak disebelah barat wilayah Candi Ijo ini.</p> <p style="margin-top: 0.19in; margin-bottom: 0.19in;"><span style="font-size:130%;"><b>Napak Tilas di Candi Ijo</b></span></p> <p style="margin-top: 0.19in; margin-bottom: 0.19in;">Jalan yang aku lalui cukup terjal, dengan tanjakan curam dan kelokan tajam, serta jalan yang sempit, tetapi wilayah ini sudah di aspal dengan halus sehingga harus tetap hati-hati.</p> <p style="margin-top: 0.19in; margin-bottom: 0.19in;">Ketika kesana kita juga akan menemui bukit kapur, yang masih dipotong oleh para penambang untuk dijadikan batu ukiran maupun bahan bangunan. Sebenarnya saya sangat prihatin dengan hal ini, karena diwilayah kecamatan Palang, Tuban (Jawa Timur, red) saya juga pernah melihat bukit-bukit yang sering dipotongi oleh penduduk untuk kebutuhan mereka, setelah beberapa tahun saya lewat kesana lagi (Bukit Palang) hampir tidak berupa bukit, tetapi hanya sebuah gundukan batu di tengah kampung. Berbeda halnya ketika kita melihat bukit batu kapur di GWK (Garuda Wisnu Kencana) Bali, disana begitu dilestarikan bahkan dengan sedikit bentuk baru terlihat gabungan antara seni budaya kuno dan modern yang terkolaborasi dengan sangat indah dan menarik.</p> <p style="margin-top: 0.19in; margin-bottom: 0.19in;">Saya sangat berharap Candi Ijo ini dijadikan ikon kelestarian termasuk diarea-area sekitarnya karena selain posisinya yang terletak dipinggir jalan dan mudah ditemukan, dalam Candi Ijo juga terdapat 3 buah candi perwara yang menghadap ke timur dan sebuah candi utama yang menghadap ke barat yang terletak di teras paling atas yaitu teras kesebelas (karena candi ini mempunyai 17 struktur bangunan yang terbagi dalam 11 teras berundak). Di dalam Candi Ijo juga terdapat lingga dan yoni yang melambangkan Dewa siwa yang menyatu dengan Dewi Parwati, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Candi Ijo ini mempunyai latar belakang keagamaan Hindu aliran Siwa.</p> <p style="margin-top: 0.19in; margin-bottom: 0.19in;">Dari bentuk ukirannya Candi Ijo ini dibangun pada abad ke-9, yang akan kita temukan pula arca yang menggambarkan sosok perempuan dan laki-laki yang melayang dan mengarah pada sisi tertentu yang menurut riwayat sangsekerta arca tersebut dapat menggambarkan sebagai suwuk untuk mengusir roh jahat, dan dapat pula digambarkan sebagai lambang persatuan Dewi Uma dan Dewa Siwa.. yang dengan persatuan tersebut dapat dimaknai sebagai awal terciptanya alam semesta. Selanjutnya akan kita temukan pula beberapa prasasti dalam Candi Ijo, diantaranya adalah prasasti yang terbuat dari batu dengan ukuran tebal 9 cm dan tinggi 14 cm yang memuat mantra-mantra yang didindikasikan berupa kutukan, yang ditulis sebanyak enam belas kali, yang menggambarkan pula bahwa pada saat itu telah terjadi peristiwa di Jawa yang sampai kini belum diketahui dan masih merupakan misteri.</p> R1http://www.blogger.com/profile/05724151092059643618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-99459225309131625.post-86934249006722997062009-01-06T12:44:00.009+07:002009-01-06T13:11:34.679+07:00CANDI GEBANGCandi MISTERIUS. Begitulah aku menyebutnya.. sampai sekarang belum ada seorang pun yang tau asal-usulnya. Memang kalo usul khan ga boleh asal.. (?) <p style="margin-top: 0.19in; margin-bottom: 0.19in;">Tapi kalo dilihat berdasarkan atas bentuk kaki candi yang mempunyai proporsi tinggi ini, menunjukkan bahwa Candi Gebang berasal dari periode tuwir (baca: tua) yaitu (± 730 - 800 M), atau dengan kata laen menurut Van Romondt (mungkin tetangga Van bronkost yang Van-atik dengan Van-dalism yg punya Van-tasi tinggi), Candi Gebang berdiri pada masa awal "Jawa Tengah".</p> <p style="margin-top: 0.19in; margin-bottom: 0.19in;">Dengan adanya Lingga, Yoni, dan Arca Ganesha pada candi gebang ini sangat dipastikan bahwa Candi Gebang ini bersifat Hinduistis.</p> <p style="margin-top: 0.19in; margin-bottom: 0.19in;">Candi Gebang pertama kali ditemukan oleh penduduk setempat pada musim hujan yaitu bulan November 1936, dimungkinkan sang penduduk tersebut adalah seseorang sosialis yg tidak suka kesepian dan slalu ingin ada orang diskitarnya untuk ngobrol atau bertukar pendapat sperti kebiasaan keseharian dia. Suatu ketika ia berteduh dari hujan dan mencari tempat beserta teman ngobrol yang setelah didekati ternyata berupa sebuah Arca Ganesha. </p> <p style="margin-top: 0.19in; margin-bottom: 0.19in;">Karena merupakan warga negara yg baik dan sangat peduli dengan kebudayaan bangsa, beliau segera lapor pada Dinas terkait, dalam hal ini adalah Dinas Purbakala, yang langsung mengadakan penelitian, dan ternyata Arca Ganesha tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu bagian dari sebuah bangunan. Begitulah sbenarnya sifat asli Orang Indonesia, yang sangat peduli dengan kebudayaan bangsanya dengan segera melaporkan kpada Dinas terkait, bukan malah menjualnya ke pihak asing seperti yang dilakukan pada salah satu musium di wilayah Solo. Menurut saya sang pelaku di musium tersebut bukan cerminan jiwa Orang Indonesia yang wajib segera di Deportasi dari bumi ini.</p> <p style="margin-top: 0.19in; margin-bottom: 0.19in;">Selanjutnya untuk menindaklanjuti hasil penelitian ini, diadakanlah penggalian di sekitar temuan Arca Ganesha tersebut. Hasil yang dicapai adalah temuan berupa reruntuhan bangunan yang terdiri dari atap candi, sebagian kecil bagian tubuh dan sebagian kecil kaki yang masih utuh. Dari hasil penggalian, kemudian diadakan susunan percobaan sehingga diperoleh bentuk konstruksi bangunan yang sebenarnya. Dengan adanya gambaran dari hasil susunan percobaan ini, maka penyusunan kembali dapat dilaksanakan meskipun bagian tubuh bangunan banyak menggunakan batu pengganti. Masa pemugaran Candi Gebang tersebut dilaksanakan pada tahun 1937 sampai tahun 1939 yang dipimpin oleh Prof. DR. Ir. Van Romondt.</p> <p style="margin-top: 0.19in; margin-bottom: 0.19in;"><span style="font-size:130%;"><b>Napak Tilas di Candi Gebang</b></span></p> <p style="margin-top: 0.19in; margin-bottom: 0.19in;">Pada saat aku masuk dalam area Candi Gebang sama skali tidak terdapat tangga masuk, atau kemungkinan dahulu kala tangga masuknya terbuat dari kayu atau bahan laen yang mudah rusak sehingga sampai sekarang tidak ditemukan kembali. Hal ini justru merupakan keistimewaan Candi Gebang ini, dan keistimewaan yang lain adalah pada titik pusat candi bertepatan dengan titik pusat halaman candi.</p> <p style="margin-top: 0.19in; margin-bottom: 0.19in;">Kalo aku liat dari kejauhan bangunan Candi Gebang berdenah bujur sangkar, yang pastinya mempunyai ukuran 5,25 x 5,25 m dan tinggi 7,75 m. Bagian kaki mempunyai proporsi yang tinggi dan tanpa relief / polos.</p> <p style="margin-top: 0.19in; margin-bottom: 0.19in;">Konon di kanan kiri pintu masuk Candi Gebang terdapat relung dengan Arca Nandiswara, sedang didalam relung berisi arca Mahakala, tetapi saat ini keduanya sudah tidak ada. Di dalam tubuh Candi Gebang terdapat satu bilik dengan arah hadap ke timur yang didalamnya terdapat Yoni. Relung di sisi utara dan selatan dalam keadaan kosong. Di sebelah barat terdapat relung yang diisi dengan Arca Ganesha yang duduk di atas sebuah Yoni dengan cerat yang menghadap ke utara. Sedangkan ketika aku melihat pada bagian puncak, wow.. terdapat Lingga yang berada di atas bantalan seroja. Bentuk Lingga hanya bagian atas, yaitu berupa bentuk silinder. Di dalam atap juga terdapat sebuah ruangan kecil yang berbentuk rongga di atas bilik candi sebenarnya. Di halaman juga terlihat adanya Lingga semu (patok) yang berada di keempat sudutnya.</p>R1http://www.blogger.com/profile/05724151092059643618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-99459225309131625.post-90851785162509560352009-01-06T12:41:00.005+07:002009-01-06T12:57:39.961+07:00CANDI GAMPINGANCandi Gampingan merupakan bangunan suci yang mengungkap beribu rahasia hidup manusia. Candi Gampingan terletak di Dusun Gampingan, Kelurahan Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, yaitu disebelah selatan Kota Yogyakarta. Candi Gampingan ini dibangun pada sekitar abad ke-8 dan ke-9 di saat zaman Kerajaan Mataram Kuno. <p style="margin-top: 0.19in; margin-bottom: 0.19in;">Candi Gampingan ini terpendam di bawah tanah sebelum akhirnya ditemukan pada tahun 1995 oleh pembuat batu bata di gampingan dan dilakukan penggalian serta penyelamatan sebanyak 3 kali yaitu tahun 1995, 1996, dan 1997. Pada saat ditemukan, dalam candi ini terdapat tiga buah arca Dhyani Budha Vairocana yang terbuat dari perunggu, dua buah arca Jambhala dan Candralokesvara dari batu andesit, benda-benda dari emas, dan beberapa benda-benda keramik dengan adanya arca Jambhala dan Dhyani Budha Vairocana maka diperkirakan Candi Gampingan merupakan tempat pemujaan agama Budha aliran Mahayana, yang juga merupakan bukti gambaran hasil aktivitas kehidupan keagamaan masyarakat pada masa klasik Indonesia.</p> <h2 class="western" style="font-style: normal;"><span style="font-family:Times New Roman,serif;">Napak Tilas di Candi Gampingan</span></h2> <p style="margin-top: 0.19in; margin-bottom: 0.19in;">Denah Candi Gampingan berbentuk segi empat yang berukuran 4,64m x 4,65m. tinggi Candi Gampingan yang masih tersisa 1,2m. terdiri atas delapan lapisan batu putih yang disusun dengan teknik kait, selain teknik kait juga digunakan “teknik las” yaitu penyisipan batu kedalam rongga-rongga yang menghubungkan satu batu dengan batu yang lainnya. Candi Gampingan memiliki komponen tangga dan perigi. Tangga Candi Gampingan terdapat di sisi barat, yang berarti arah hadap bangunan menghadap ke barat, tingginya sejajar dengan tinggi bangunan yang masih tersisa dan lebarnya 1,8m. tangga itu terdiri atas dua lapisan batu sebagai alas tangga, lima anak tangga dan pipi tangga yang ujungnya membentuk lengkung membulat dan polos.</p> <p style="margin-top: 0.19in; margin-bottom: 0.19in;">Candi Gampingan merupakan satu-satunya bangunan di situs Candi Gampingan yang memiliki relief. Relief-relief pada Candi Gampingan dipahatkan pada sebelas bidang di sekeliling tubuh kaki bagian tengah. Masing-masing bidang berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 73 cm dan lebar 19 cm, sisi utara, timur, dan selatan Candi Gampingan masing-masing terdapat 3 bidang relief, sedangkan di sisi barat hanya terdapat 2 bidang relief, masing-masing di kanan dan kiri tangga.</p> <p style="margin-top: 0.19in; margin-bottom: 0.19in;">Unsur-unsur yang digambarkan pada relief terdiri atas relief hewan yang ada di kaki candi. Diantaranya adalah relief burung gagak berparuh yang gagah, burung pelatuk berjambul, ayam jantan yang terlihat kekar. Banyaknya relief burung disini berkaitan dengan kepercayaan zaman dahulu yang meyakini bahwa burung adalah sarana menuju para Dewa dan lambang keabadian setelah manusia keluar dari raganya. Banyak digambarkan juga relief katak yang dipercaya merupakan simbol reinkarnasi dan kesuburan, karena dapat mendatangkan hujan dan menyuburkan tanaman.</p> <p style="margin-top: 0.19in; margin-bottom: 0.19in;">Keberadaan arca Jambhala (yaitu Dewa Rejeki, yang merupakan anak Dewa Siwa) menyimpulkan bahwa Candi Gampingan adalah juga tempat pemujaan Dewa Jambala. Umumnya sosok Jambhala di candi-candi lain digambarkan bermata terbuka dan menghadap ke pemujanya yang berarti kemakmuran, tetapi di Candi Gampingan Dewa Jambhala digambarkan sedang bersemedi dengan mata terpejam yang berarti tidak sekedar kemakmuran, melainkan kebahagiaan yang hakiki.</p> <p style="margin-top: 0.19in; margin-bottom: 0.19in;">Dengan demikian Candi Gampingan mengandung berbagai pelajaran hidup yang perlu kita pahami dengan berkunjung kesana. Semoga kebijaksanaan dan kualitas hidup kita akan semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya umur kita.. amien.</p>R1http://www.blogger.com/profile/05724151092059643618noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-99459225309131625.post-66698886549666797162009-01-06T12:22:00.002+07:002009-01-06T12:25:49.319+07:00Gua Maharani<meta equiv="CONTENT-TYPE" content="text/html; charset=utf-8"><title></title><meta name="GENERATOR" content="OpenOffice.org 2.2 (Win32)"><meta name="CREATED" content="20090106;12232008"><meta name="CHANGED" content="16010101;0"><style type="text/css"> <!-- @page { size: 8.5in 11in; margin: 0.79in } P { margin-bottom: 0.08in } --</style><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, memiliki goa yang cukup terkenal, yaitu Gua Maharani. Gua Maharani terletak di Tanjung Kodok, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Gua ini berjarak sekitar 500 meter dari pantai utara Jawa dan berada pada kedalaman 25 meter di bawah permukaan tanah. Gua dengan luas 2.500 m2 ini ditemukan pada 6 Agustus 1992 oleh sekelompok penambang fosfat yang dimandori oleh Sunyoto. Gua Maharani kemudian diresmikan oleh Bupati Lamongan pada tanggal 10 Maret 1994 sebagai salah satu obyek wisata di Kabupaten Lamongan.</span> <p style="margin-top: 0.08in; margin-bottom: 0.19in;" align="justify"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Konon, pada malam sebelum gua itu ditemukan, istri Sunyoto bermimpi melihat bunga-bunga yang bercahaya sangat indah dan dijaga oleh dua ekor naga raksasa. Mimpi tersebut dianggap sebagai wangsit (petunjuk) sebelum para penggali tambang menemukan gua. Berdasarkan mimpi tersebut, Sunyoto mengusulkan kepada Bupati Lamongan (ketika itu Mohamad Faried) agar gua yang ditemukannya diberi nama Gua Istana Maharani. Pasalnya, keindahan yang tampak dari stalaktit dan stalagmit (gugusan batuan kapur pada langit-langit dan lantai gua) dianggap menyerupai keindahan istana. </span> </p> <p style="margin-top: 0.08in; margin-bottom: 0.19in;" align="justify"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Ada keistimewaan, karena bagi sebagian orang, Gua Maharani dianggap memiliki kelebihan dibandingkan gua-gua lain di Indonesia karena mempunyai gugusan stalaktit-stalagmit yang menawan. Keelokan Gua Istana Maharani dapat disejajarkan dengan Gua Altamira di Spanyol, Gua Mammoth di Amerika Serikat, dan Gua Coranche di Perancis.</span></p> <p style="margin-top: 0.08in; margin-bottom: 0.19in;" align="justify"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Batu-batuan kapur yang tercipta di gua ini membentuk berbagai wujud yang sangat mengagumkan. Stalaktit dan stalagmit tersebut ada yang disebut Lingga Pratala (menyerupai alat vital laki-laki), Yoni Pratiwi (alat vital perempuan), Cempaka Tirta (bunga kantil), Karang Raja Kadal (menyerupai dinosaurus), Selo Gajah (menyerupai kepala gajah), bunga Mawar, pohon Beringin dan berbagai bentuk lainnya yang unik dan indah. Menurut penelitian Dr. K.R.T. Khoo, seorang ahli gua dari Yayasan Speleologi Indonesia di Bogor, stalaktit dan stalagmit di Gua Istana Maharani masih "hidup" dan terus tumbuh sekitar 1 cm tiap sepuluh tahun.</span></p> <p style="margin-top: 0.08in; margin-bottom: 0.19in;" align="justify"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Gua Maharani ini dibuka untuk umum setiap hari pada pukul 07.30-12.00 WIB dan pukul 13.00-17.00 WIB. Di dalam komplek Gua Maharani, puluhan lampu ditata sedemikian rupa untuk menyorot gugusan stalaktit-stalagmit, sehingga memantulkan cahaya warna warni yang menawan. Supaya pengunjung merasa lebih nyaman, di bagian dalam gua juga dilengkapi dengan pemutar musik yang memantulkan lagu-lagu berirama lamban serta kipas angin untuk menambah segar suasana. </span> </p> <p style="margin-top: 0.08in; margin-bottom: 0.19in;" align="justify"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Pengunjung yang ingin memasuki gua ini dianjurkan untuk </span><em><span style="color: rgb(0, 0, 0);">kulonuwun</span></em><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> (meminta izin) dengan mengucapkan </span><em><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Asalamualaikum</span></em><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> kepada Eyang Singojoyo dan Eyang Dewi Berinting yang oleh masyarakat sekitar dianggap sebagai penunggu gua tersebut. </span> </p> <p style="margin-top: 0.08in; margin-bottom: 0.19in;" align="justify"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Jika kurang puas karena hanya menikmati pemandangan di dalam gua, wisatawan dapat menikmati arena rekreasi Wisata Bahari Lamongan yang berada di depan komplek gua. Wisata Bahari Lamongan merupakan arena wisata pantai dengan berbagai fasilitas dan permainan ketangkasan, memiliki arena olahraga </span><em><span style="color: rgb(0, 0, 0);">go-kart</span></em><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> dan </span><em><span style="color: rgb(0, 0, 0);">motor-cross,</span></em><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> dunia air, dan fasilitas rekreasi lainnya.</span></p> <p style="margin-top: 0.08in; margin-bottom: 0.19in;" align="right"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">[taken from: wisatamelayu.com]</span></p> R1http://www.blogger.com/profile/05724151092059643618noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-99459225309131625.post-19438208741277168592009-01-06T12:15:00.003+07:002009-03-05T15:55:43.763+07:00Gua Jatijajar<span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span lang="id-ID">Gua Jatijajar merupakan gua alam yang awalnya terbentuk dari batu kapur. Gua Jatijajar terletak di Desa Jatijajar, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Gua ini terletak 21 km sebelah barat daya Kecamatan Gombong. Gua Jatijajar pertama kali ditemukan oleh seorang petani yang bernama Jayamenawi pada tahun 1802. Ceritanya, ketika sedang mengambil rumput di ladang, ia terperosok ke dalam sebuah lubang. Sejumlah warga berusaha membantu Jayamenawi dengan cara membersihkan tanah penutup lubang. Mereka ternyata mendapati bahwa lubang tersebut mengarah ke dalam gua. Diperkirakan lubang tersebut merupakan lubang ventilasi gua.</span></span> <p style="margin-top: 0.08in; margin-bottom: 0.19in;" align="justify" lang="id-ID"> <span style="color: rgb(0, 0, 0);">Panjang keseluruhan Gua Jatijajar dari pintu masuk hingga pintu keluar mencapai 250 meter. Sedangkan tinggi gua mencapai 12 meter, lebarnya 15 meter, dan ketebalan langit-langitnya 10 meter. Bila diukur dari permukaan laut, tinggi Gua Jatijajar bisa mencapai 50 meter.</span></p><div style="text-align: center;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-weight: bold;">peta gua jatijajar</span></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiV6OLRaVklF9zj7TSkNuMX8VSKMJwj3UBuEO1mXoVBB9zYKboKRfEClkQ-onWwpEN8H18iEGQFUSfTnVUQ85DIwIvkIF0RsrhnZuupTw0ZM0HVjh_zlDGAqjdOIq0bngod4ASqfJXtCZw/s1600-h/peta+jatijajar.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 321px; height: 219px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiV6OLRaVklF9zj7TSkNuMX8VSKMJwj3UBuEO1mXoVBB9zYKboKRfEClkQ-onWwpEN8H18iEGQFUSfTnVUQ85DIwIvkIF0RsrhnZuupTw0ZM0HVjh_zlDGAqjdOIq0bngod4ASqfJXtCZw/s400/peta+jatijajar.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5309622600081627810" border="0" /></a></div><p style="margin-top: 0.08in; margin-bottom: 0.19in;" align="justify" lang="id-ID"> <span style="color: rgb(0, 0, 0);"><br /></span></p><p style="margin-top: 0.08in; margin-bottom: 0.19in;" align="justify" lang="id-ID"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Gua Jatijajar mulai dibangun dan dikembangkan sebagai obyek wisata pada tahun 1975. Penggagasnya adalah Suparjo Rustam, ketika ia masih menjadi Gubernur Jawa Tengah. Yang bertindak sebagai pelaksana proyek pembangunan Gua Jatijajar adalah CV. AIS dari Yogyakarta yang dipimpin oleh Bapak Saptoto, seorang seniman deodrama yang cukup terkenal di tanah air. Setelah Gua Jatijajar terbangun, pengelolaan obyek wisata ini dilakukan oleh pihak Pemerintah Daerah Dati II Kebumen. </span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-top: 0.08in; margin-bottom: 0.19in;" align="justify"> <span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span lang="id-ID">Ada keistimewaan di</span></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span lang="id-ID"> obyek wisata Gua Jatijajar, yaitu terdapat sebuah patung dinosaurus sebagai simbol penting dari gua ini yang terletak di area depan lokasi Gua Jatijajar. Pengunjung yang masuk ke dalam gua otomatis akan melewati mulut patung dinosaurus ini. Patung ini terlihat mengeluarkan air, sebagai muara dari mata air yang ada di dalam gua, yaitu dari Sendang (Sungai) Kantil dan Sendang Mawar. Air ini diyakini tidak akan habis, meski dalam kondisi cuaca kemarau sekalipun. Air ini digunakan oleh penduduk sekitar Gua Jatijajar sebagai pengairan sawah-sawah mereka.</span></span></p> <p style="margin-top: 0.08in; margin-bottom: 0.19in;" align="justify" lang="id-ID"> <span style="color: rgb(0, 0, 0);">Ketika menyusuri ruang gua lebih ke dalam lagi, pengunjung akan melihat ada banyak pemandangan yang begitu indah. Ruangan di dalam gua ini diterangi dengan banyak lampu, mulai dari arah masuk hingga ke luar, sehingga pengunjung tidak perlu risau dengan kondisi penerangan di sana. Di bagian langit-langit gua terdapat sebuah lubang sebagai ventilasi gua. Di tengah-tengah ruangan terdapat kursi melingkar yang dapat digunakan sebagai tempat duduk pengunjung yang ingin istirahat, sambil melihat-lihat sekeliling ruangan dalam gua.</span></p><div style="text-align: center;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-weight: bold;">gua jatijajar</span></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNwz1kW4JM5cH8f-ZMqJJ8o6cxdVheqTdh0cghh43XLHmbYQug-yPpRyr-gBknA_zcIo7_iLCZSOYFR4Kv_V6AD-OMBjUVoHhgXWI26mF7EZD_chxo3kHaqApQX0W8jv0tvoRN5fOIsbA/s1600-h/goa-jatijajar-3.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNwz1kW4JM5cH8f-ZMqJJ8o6cxdVheqTdh0cghh43XLHmbYQug-yPpRyr-gBknA_zcIo7_iLCZSOYFR4Kv_V6AD-OMBjUVoHhgXWI26mF7EZD_chxo3kHaqApQX0W8jv0tvoRN5fOIsbA/s400/goa-jatijajar-3.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5309624114214062418" border="0" /></a></div><p style="margin-top: 0.08in; margin-bottom: 0.19in;" align="justify" lang="id-ID"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><br /></span></p><p style="margin-top: 0.08in; margin-bottom: 0.19in;" align="justify" lang="id-ID"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Pengunjung bisa melihat banyak ornamen stalagtit, stalagmit, dan tiang kapur (sebagai pertemuan antara stalagtit dan stalagmit). Di sana pengunjung juga dapat melihat delapan buah deodrama yang dipasang, ditambah adanya patung-patung yang berjumlah 32 buah. Patung-patung tersebut menceritakan kisah tentang Raden Kamandaka, yang kemudian dikenal dengan Legenda Lutung Kasarung. Konon, gua ini pernah menjadi tempat pertapaan Raden Kamandaka, putera mahkota Raja Pajajaran, untuk mendapat wangsit. Kenapa Raden Kamandaka sampai bertapa di daerah ini? Sebab ketika itu, Kebumen masuk dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Padjajaran dengan pusat ibu kotanya Bogor (Batutulis), sekarang masuk wilayah Jawa Barat. Visualisasi dari legenda tersebut bisa dilihat dalam diodrama yang ada di dalam gua. </span> </p> <p style="margin-top: 0.08in; margin-bottom: 0.19in;" align="justify"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span lang="id-ID">Pengunjung kemudian dapat melanjutkan perjalanan dengan cara menuruni tangga yang merupakan bagian dari ekor patung dinosaurus. Di ruang bawah terdapat beberapa sungai bawah tanah (sendang) yang masih aktif. Sungai-sungai itu merupakan salah satu keistimewaan Gua Jatijajar. Tercatat ada empat sendang (menurut sumber lain ada tujuh sendang, tapi data yang bisa diperoleh hanya ada empat saja), yaitu Sendang Mawar, Sendang Kantil, Sendang Jombor, dan Sendang Puser Bumi. Aliran air di Sendang Mawar melewati lubang sempit yang menembus hingga ke luar gua. Demikian halnya dengan aliran air Sendang Kantil. Konon katanya, jika pengunjung bisa mendekati dan membasuh muka dengan air di Sendang Mawar, maka ia akan awet muda. Ada pula kepercayaan bahwa jika seseorang membasuh muka atau mandi dengan air Sedang Kantil, maka niat atau cita-citanya akan cepat terkabul. Sementara itu, oleh pihak pengelola obyek wisata Gua Jatijajar, Sendang Jombor dan Sendang Puser Bumi sengaja dikeramatkan. Jika ingin menelusuri lorong gua melalui dua sendang tersebut, pengunjung harus mendapat ijin yang san</span></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span lang="id-ID">gat ketat dari pihak pengelola.</span></span></p> <p style="margin-top: 0.08in; margin-bottom: 0.19in;" align="right"><strong><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span lang="id-ID"><span style="">[taken from: wisatamelayu.com]</span></span></span></strong></p>R1http://www.blogger.com/profile/05724151092059643618noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-99459225309131625.post-24490773367659155462009-01-06T11:02:00.004+07:002009-01-06T12:03:35.063+07:00Wisata Bahari Lamongan<meta equiv="CONTENT-TYPE" content="text/html; charset=utf-8"><title></title><meta name="GENERATOR" content="OpenOffice.org 2.2 (Win32)"><meta name="CREATED" content="20090106;11110973"><meta name="CHANGED" content="20090106;11413211"><style type="text/css"> <!-- @page { size: 8.5in 11in; margin: 0.79in } P { margin-bottom: 0.08i</style><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Melancong ke Wisata Bahari Lamongan (WBL), yang terletak </span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span lang="it-IT">di Jl. Raya Daendels, Desa Paciran, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur, Indonesia,</span></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> sungguh menyenangkan. Setidaknya ada kesan tersendiri jika seseorang telah mengunjunginya. Hamparan pasir putih yang luas, rerimbunan pohon aren, dan pohon kelapa di sepanjang bibir pantainya, membuat obyek wisata andalan Lamongan ini cocok sebagai tempat berlibur dan melepas penat bersama keluarga. Kawasan WBL merupakan hasil perpaduan aspek-aspek </span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><i>nature</i></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> (alam), </span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><i>culture</i></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> (budaya), dan </span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><i>architecture</i></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> (bangunan) yang bernuansa global tapi tetap mempertahankan ciri khas lokal.</span> <p style="margin-top: 0.08in; margin-bottom: 0.19in;" align="justify"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Kehadiran WBL merupakan penyeimbang wahana wisata di Kabupaten Lamongan yang telah ada sebelumnya, yaitu Pantai Tanjung Kodok dan Goa Maharani yang terletak di pesisir bagian utara Pulau Jawa. WBL berdiri di atas tanah seluas 17 hektar dengan berbagai fasilitas yang siap memanjakan pengunjung dengan konsep </span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><i>one stop service</i></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);">. WBL mulai terkenal sampai ke luar Lamongan, bahkan hingga ke luar Provinsi Jawa Timur sejak pembukaan perdananya pada tanggal 14 November 2004 yang diresmikan oleh Bupati Lamongan, H. Masyfuk, S.H. </span> </p> <p style="margin-top: 0.08in; margin-bottom: 0.19in;" align="justify"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Kini, obyek wisata yang merupakan pengembangan tempat wisata Pantai Tanjung Kodok tersebut, menjadi salah satu katalog agenda wisata keluarga di Jawa Timur. Karena itu, selain Jawa Timur Park di Batu, Malang, warga Jawa Timur juga bisa memilih WBL sebagai salah satu tempat tujuan wisata. </span> </p> <p style="margin-top: 0.08in; margin-bottom: 0.19in;" align="justify"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Daya tarik WBL tidak hanya terletak pada fasilitas wisata yang lengkap dengan pemandangan lepas pantai Laut Jawa, namun juga pada nilai sejarahnya. Pada tahun 1936, tidak jauh dari lokasi WBL, kapal penumpang </span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><i>Van Der Wijk</i></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> tenggelam pada kedalaman sekitar 45 meter di pantai utara. Almarhum Buya Hamka pernah menimba inspirasi dari daerah tersebut guna menulis roman </span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><i>Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk</i></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> yang terkenal itu.</span></p> <p style="margin-top: 0.08in; margin-bottom: 0.19in;" align="justify"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Bisa dipastikan, daya tarik WBL semakin memikat saat perluasan tahap kedua kawasan tersebut rampung. </span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span lang="fi-FI">Perluasan WBL mengembangkan kawasan wisata Gua Istana Maharani yang terletak 300 meter sebelah selatan area WBL. Rencananya, antara kawasan wisata WBL dan Gua Istana Maharani disatukan dalam satu paket wisata. Sebagai sarana penghubung, pengunjung nantinya bisa memanfaatkan kereta gantung yang menghubungkan antara WBL dan Gua Istana Maharani. Kereta gantung ini merupakan jaringan kereta gantung pertama di Jawa Timur.</span></span></p> <p style="margin-top: 0.08in; margin-bottom: 0.19in;" align="justify"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span lang="fi-FI">Terdapat keistimewaan di Wisata Bahari Lamongan, wisatawan yang berkunjung ke lokasi WBL ini akan disuguhi panorama pepohonan rindang yang akan menambah suasana sejuk dan tenang ketika memasukinya. Pintu masuk WBL dibuat mirip benteng zaman kerajaan kuno. </span></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span lang="sv-SE">Benteng-benteng tersebut dibuat setinggi 10 meter sehingga tampak mengesankan. Agar tidak terlihat terlalu angker di depan pintu masuk dibuat sebuah bangunan modern. Saat masuk, pengunjung akan disambut dengan patung-patung kodok yang seolah-olah sedang memainkan alat musik. Keistimewaan WBL lainnya adalah potensi alamnya yang indah, hamparan pasir pantainya yang putih, gua, dan batu karangnya yang alami.</span></span></p> <p style="margin-top: 0.08in; margin-bottom: 0.19in;" align="justify"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span lang="sv-SE">Beberapa wahana yang menjadi unggulan tempat wisata bahari ini, antara lain istana bawah laut, gua insektarium, </span></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span lang="sv-SE"><i>space shuttle</i></span></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span lang="sv-SE">, dan anjungan walisongo. Selain itu, WBL juga ditunjang dengan arena permainan dan arena hiburan lain, seperti rumah kucing, arena ketangkasan, </span></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span lang="sv-SE"><i>video games</i></span></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span lang="sv-SE">, rumah sakit hantu, </span></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span lang="sv-SE"><i>motor cross, go-kart</i></span></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span lang="sv-SE">, galeri keong, galeri kapal, sarang bajak laut, tagada, </span></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span lang="sv-SE"><i>play ground, space shuttle</i></span></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span lang="sv-SE">, mainan semprot air, pantai marina, rumah </span></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span lang="sv-SE"><i>cowboy</i></span></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span lang="sv-SE">, dan </span></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span lang="sv-SE"><i>food centre</i></span></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span lang="sv-SE">, serta kolam renang yang kedalamannya disesuaikan dengan umur. Di area ini terdapat juga permainan kapal yang dikendalikan dari pinggir kolam renang. Kapal kendali ini dihiasi replika bangunan-bangunan terkenal dari berbagai belahan bumi, seperti Patung Liberty di Amerika Serikat, Tembok Besar Cina, dan Gedung Opera di Australia.</span></span></p> <p style="margin-top: 0.08in; margin-bottom: 0.19in;" align="justify"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span lang="sv-SE">Bagi wisatawan yang suka bertualang di laut lepas disediakan </span></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span lang="sv-SE"><i>speed boat</i></span></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span lang="sv-SE"> yang siap mengajak pengunjung berputar-putar mengelilingi Laut Jawa. Aneka peralatan yang tersedia di antaranya adalah </span></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span lang="sv-SE"><i>banana boat, jetsky</i></span></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span lang="sv-SE">, dan </span></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span lang="sv-SE"><i>bumpers boat</i></span></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span lang="sv-SE">.</span></span></p> <p style="margin-top: 0.08in; margin-bottom: 0.19in;" align="right"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> [taken from: wisatamelayu.com]</span></p> <span style="color: rgb(0, 0, 0);"></span><p style="margin-top: 0.08in; margin-bottom: 0.19in;" align="justify"> </p> <meta equiv="CONTENT-TYPE" content="text/html; charset=utf-8"><title></title><meta name="GENERATOR" content="OpenOffice.org 2.2 (Win32)"><meta name="CREATED" content="20090106;11110973"><meta name="CHANGED" content="20090106;11413211"><style type="text/css"> <!-- @page { size: 8.5in 11in; margin: 0.79in } P { margin-bottom: 0.08in } --> </style> <meta equiv="CONTENT-TYPE" content="text/html; charset=utf-8"><title></title><meta name="GENERATOR" content="OpenOffice.org 2.2 (Win32)"><meta name="CREATED" content="20090106;11110973"><meta name="CHANGED" content="20090106;11413211"><style type="text/css"> <!-- @page { size: 8.5in 11in; margin: 0.79in } P { margin-bottom: 0.08in } --></style>R1http://www.blogger.com/profile/05724151092059643618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-99459225309131625.post-30405323462188164612009-01-02T22:27:00.002+07:002009-01-02T22:47:04.403+07:00Wisata Pantai PangandaranKawasan Pantai Pangandaran merupakan salah satu objek wisata andalan Kabupaten Ciamis dan Provinsi Jawa Barat, yang terletak di Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Bahkan, kawasan yang berada di Pantai Selatan Jawa ini masuk dalam agenda kunjungan wisata Indonesia tahun 2008. Karena itu, pemerintah daerah melalui Dinas Pariwisata dan Budaya setempat, terus membenahi dan melengkapi berbagai fasilitas penunjang kawasan wisata Pantai Pangandaran.<br /><br />Keistimewaan pada Obyek Wisata Pantai Pangandaran yaitu pengunjung dapat menikmati panorama alam Pantai Pangandaran yang indah dan hamparan landai pasir putih pantainya yang memesona. Dua bukit yang mengapit Pantai Pangandaran membuat angin berhembus pelan dan riak ombak lautnya relatif kecil, sehingga pengunjung nyaman melakukan berbagai aktivitas, seperti berenang menggunakan ban, berperahu mengelilingi semenanjung, memancing, bersantai di pantai, atau sekadar mencerap keindahan alamnya dari pondok-pondok wisata yang banyak terdapat di kawasan tersebut. Selain itu, pengunjung dapat melihat terbit dan terbenamnya matahari dari tempat yang sama.<br /><br />Bagi pengunjung yang ingin menyelam, di kawasan ini terdapat taman laut dengan aneka fauna dan flora lautnya yang indah.<br /><div style="text-align: center;"><br /><span style="font-weight: bold;">Sunset on Pangandaran</span><br /></div><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdpgaLGNbuFo_zIGj7JokQ5wUp82y-uU-NSTUMohFHoVdTGuenjJLJtUG9QJJYDQy5675vmlvo5YaFf2v9wnj1BkQl_GCfvj4vNajdifcEyfRm-fj6if9yIWSk56caV-8TejxVsSraQ0I/s1600-h/pantai_pangandaran.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdpgaLGNbuFo_zIGj7JokQ5wUp82y-uU-NSTUMohFHoVdTGuenjJLJtUG9QJJYDQy5675vmlvo5YaFf2v9wnj1BkQl_GCfvj4vNajdifcEyfRm-fj6if9yIWSk56caV-8TejxVsSraQ0I/s320/pantai_pangandaran.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5286722764610412962" border="0" /></a><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">Pangandaran di Pagi Hari</span><br /></div><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCfOOft-WXO-cl1oFigandnLv_efHM5jj-LcBmNKYNzn8hfWsieUbWFCMShm54DbMbyy83WevBweNOW47knEbbYJWfBteCf3nILV6CQWxI_wE51-KWo7q33azWIzZUzbDx6jw70nZ0sDc/s1600-h/pantai_pangandaran_2.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCfOOft-WXO-cl1oFigandnLv_efHM5jj-LcBmNKYNzn8hfWsieUbWFCMShm54DbMbyy83WevBweNOW47knEbbYJWfBteCf3nILV6CQWxI_wE51-KWo7q33azWIzZUzbDx6jw70nZ0sDc/s320/pantai_pangandaran_2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5286723246641998994" border="0" /></a>Jalan di sekitar pantai ini sudah beraspal mulus, sehingga memudahkan pengunjung yang ingin mengelilingi kawasan tersebut dengan kendaraan bermotor atau sepeda. Bila malam tiba, pengunjung tetap akan merasa nyaman berada di Pantai Pangandaran, karena kawasan tersebut telah dilengkapi dengan lampu penerangan yang memadai.<br /><br />Setiap akhir pekan, biasanya digelar pertunjukan seni tradisional Jawa Barat. Selain itu, pada bulan-bulan tertentu digelar berbagai event, seperti hajat laut nelayan Pangandaran pada bulan Maret, nyiar lumar pada bulan Juni, festival layang-layang internasional (Pangandaran International Kite Festival) pada bulan Juli, karnaval perahu hias pada bulan Agustus, lomba memancing pada bulan September, wisata lintas alam dan off road pada bulan Oktober, dan pesta perayaan tahun baru pada bulan Desember.<br /><br />[taken from: wisatamelayu.com]R1http://www.blogger.com/profile/05724151092059643618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-99459225309131625.post-69318568000968104052008-12-16T13:26:00.005+07:002009-01-06T12:10:08.156+07:00KETEPObyek wisata Ketep adalah kawasan wisata pegunungan yang terletak di puncak Bukit Ketep, terletak di Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah, Indonesia. Berada pada ketinggian 1.200 m dpl (di atas permukaan laut) dengan luas area sekitar 8.000 m². Kawasan wisata yang terletak pada jalur SSB (Solo-Selo-Borobudur) ini terkenal dengan pemandangan alam pegunungannya yang indah dan memiliki suhu udara yang sejuk. Sebelum dibangun menjadi kawasan wisata, Ketep sudah sering didatangi banyak pengunjung yang ingin menikmati keindahan panorama pegunungan.<br /><br />Pembangunan kawasan wisata Ketep diprakarsai oleh Gubernur Jawa Tengah, Mardiyanto, dan diresmikan oleh Presiden Megawati pada tanggal 17 Oktober 2002. Sejak diresmikan, kawasan wisata Ketep ditetapkan sebagai obyek wisata kegunungapian. Untuk mendukung citra tersebut, di Ketep telah dibangun berbagai fasilitas yang berhubungan dengan seluk-beluk kegunungapian, seperti Volcano Theatre dan Volcano Centre.<br />Keistimewaan pada Obyek wisata Ketep adalah terkenal dengan panorama alam pegunungannya yang sungguh memesona. Keelokan panorama Ketep tersebut dapat dinikmati dari teras/pelataran Panca Arga. Dari pelataran ini, pengunjung dapat menyaksikan panorama alam lima gunung besar di Jawa Tengah, yaitu Merapi, Merbabu, Sindoro, Sumbing, dan Slamet.<br /><br />Selain itu, deretan gunung-gunung kecil seperti Telomoyo, Andong, Dieng, dan Perbukitan Menoreh juga dapat dilihat dari tempat ini. Setelah puas menyaksikan keindahan panorama pegunungan, pengunjung dapat turun dan duduk-duduk di gazebo-gazebo yang telah disediakan, menikmati kesejukan udara sembari menikmati indahnya hamparan areal pertanian.<br />Selain memiliki panorama alam pegunungan yang indah, keistimewaan kawasan wisata Ketep juga bisa dilihat dari sarana pendukung yang dimilikinya, yaitu Volcano Theatre dan Volcano Centre. Volcano Theatre terletak di depan pelataran Panca Arga dan mulai dibuka pada tahun 2003. Bangunan yang semakin menegaskan Ketep sebagai obyek wisata kegunungapian ini mampu menampung sekitar 80 orang. Di dalam bangunan ini, pengunjung akan disuguhi film berdurasi 45 menit yang mengupas aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang merupakan gunung api teraktif di Indonesia. Film ini dimulai dengan penjelasan teoritik tentang proses terbentuknya Gunung Merapi. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan mengenai bagian-bagian penting dari gunung ini, seputar aktivitas pendakian, penjelasan tentang berbagai macam peralatan pemantau yang dipasang di tubuh gunung, serta peristiwa meletusnya Gunung Merapi tahun 2006. Selanjutnya, film ini diakhiri dengan pemandangan tentang aktivitas penduduk di sekitar lereng Gunung Merapi pascaletusan tersebut.<br /><br />Perjalanan wisata di Ketep menjadi lebih komplit jika pengunjung juga memasuki gedung Volcano Centre. Gedung Volcano Centre sekilas tampak seperti bangunan bawah tanah. Pintu utama bangunan ini berada tepat di depan pelataran parkir.yang menempati lahan seluas 550 m Di dalam bangunan ini, pengunjung akan disuguhi detail-detail informasi yang terkait dengan kegunungapian dalam berbagai format. Dimulai dari informasi umum tentang gunung berapi ditinjau dari aspek geologisnya yang tersaji dalam bentuk gambar, foto-foto, dan peta dalam format besar. Selanjutnya, pengunjung dapat menggali dan menikmati berbagai koleksi gunung berapi di Indonesia melalui perangkat komputer multimedia. Dengan menggunakan alat ini, pengunjung dapat melihat berbagai tampilan Gunung Merapi serta miniaturnya dalam ukuran yang cukup besar. Alat ini juga menyediakan menu tentang kegiatan mitigasi bencana gunung berapi. Di bagian ini, pengunjung akan diajak secara langsung mengoperasikan peralatan pemantauan dan pendeteksian gejala-gejala vulkanik.<br /><br />[taken from: wisatamelayu.com]<span style="font-size:180%;"><br /></span>R1http://www.blogger.com/profile/05724151092059643618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-99459225309131625.post-15194678881606422832008-12-16T12:05:00.004+07:002009-03-05T15:28:14.039+07:00Danau Kawah Putih CiwideyDanau Kawah Putih Ciwidey berada di puncak Gunung Patuha yang oleh masyarakat setempat dinamakan juga Gunung Sepuh. Danau Kawah Putih Gunung Patuha terletak di Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Berjarak sekitar 46 kilometer ke arah selatan dari pusat kota Bandung. Selain Kawah Putih, gunung yang memiliki ketinggian 2.434 meter di atas permukaan laut dan bersuhu antara 8-12 derajat celcius ini juga memiliki Kawah Saat di bagian baratnya. Kedua kawah ini terbentuk akibat letusan Gunung Patuha pada abad ke-10 dan ke-12. Kawah Putih berada di ketinggian 2.194 di atas permukaan laut.<br /><br />Keindahan Danau Kawah Putih ditemukan pada tahun 1837 oleh ahli botani Belanda peranakan Jerman bernama Dr. Franz Wilhelm Junghuhn. Sebelumnya, masyarakat sekitar menganggap puncak gunung tersebut angker dan penuh misteri, sehingga tak seorang pun yang berani mendatanginya.<br /><br />Jauh setelah penemuan itu, yaitu pada tahun 1983, pihak Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten baru menjadikan kawasan Danau Kawah Putih sebagai objek wisata yang dibuka untuk umum.<br /><br />Ada banyak keistimewaan di kawasan tersebut, salah satunya pengunjung dapat menikmati berbagai keunikan Danau Kawah Putih. Disamping keindahan alam sekitarnya yang masih asri, pengunjung juga dapat melihat langsung uap panas keluar dari bebatuan yang diinjak, gelegak air di tengah kawahnya, dan mencium aroma belerang yang tidak terlalu menyengat.<br /><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;font-size:85%;" >kawah putih ciwidey</span><br /></div><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqMJ-nh7Kpmnp7VVIGcgqqkdU3AfiFCeRjO2EDxcFvuIlb1smndPj747mGkPOqayxH_IDg4ETMzNsYFT3-MUeQFWxn0RtrCWR3JtXzXgGfT-r77_8Np5j0IVKCsVUnd2s7s7v2G0PSkuc/s1600-h/kawah-putih-ciwidey.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 256px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqMJ-nh7Kpmnp7VVIGcgqqkdU3AfiFCeRjO2EDxcFvuIlb1smndPj747mGkPOqayxH_IDg4ETMzNsYFT3-MUeQFWxn0RtrCWR3JtXzXgGfT-r77_8Np5j0IVKCsVUnd2s7s7v2G0PSkuc/s400/kawah-putih-ciwidey.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5309616669245881746" border="0" /></a><br />Pengunjung dapat menikmati keindahan Danau Kawah Putih sambil berjalan santai mengelilingi danau atau sambil duduk di shelter-shelter yang ada di kawasan tersebut. Pengunjung akan menjumpai aneka jenis flora langka, seperti bunga Eldelweis, tanaman Cantiqi yang harum, tanaman Lemo yang berkhasiat dapat mengusir binatang berbisa, dan Vaccinium sebagai vegetasi tanaman khas kawah. Selain berbagai jenis flora, di kawasan ini juga terdapat berbagai jenis fauna, seperti elang, monyet, kancil, babi hutan, macan kumbang, dan macan tutul.<br /><br />Pengunjung juga dapat melihat air kawahnya yang berubah-rubah warna. Terkadang berwarna hijau apel dan kebiru-biruan. Bila matahari terik dan cuaca terang, warnanya berubah menjadi coklat. Kendati demikian, warna putih adalah warna dominan air kawahnya. Dominasi warna putih juga terlihat pada warna pasir dan bebatuan yang terdapat di sekitar danau tersebut.<br /><br />[taken from: wisatamelayu.com]<br /><span style="font-size:180%;"><br /></span>R1http://www.blogger.com/profile/05724151092059643618noreply@blogger.com2